Ekonomi Bisnis Infovet 171 Oktober 2008
Mengapa Harga Ayam Mahal?
(( Harga produksi ayam kita lebih mahal dibanding negara-negara lain, kita perlu mengupayakan langkah-langkah koreksi. ))
Untuk memproduksi daging ayam 1 kg di Indonesia, biaya nya masih lebih mahal bila dibandingkan dengan negara lain seperti USA, Brazil, dan lain-lain. Demikian Drh Suhartono dari PT Japfa Comfeed di Makasar mengatakan bahwa mahal bukan nilai uangnya kita membeli mahal, tetapi semata atas perbandingan yang tidak sesuai.
Suhartono mengungkap perbandingan ongkos produksi broiler Dolar Amerika/kg: Belanda0.98 USD/kg, India 0.60, France 0.99, England 1.05, USA 0.62, Brazil 0.58 USD/kg. Kata Suhartono, "Kalau sekarang harga broiler Rp. 11,000 kan berarti per ekor ayam kira-kira 1.2 USD/kg."
Menurut Drh Andhi Trapsilo, penyebab harga ayam mahal ini karena biaya produksinya sudah tinggi, di mana mencakup harga bibit, obat-obatan, dan pakan. Juga didorong oleh tingginya permintaan konsumen apalagi pada saat menjelang lebaran seperti ini pasti harga mahal sekali. Di sisi lain pasti juga akan menguntungkan bagi para peternak.
Harga jual ayam ini, "Tergantung pada mekanisme pasar. Pedagang tergantung harga penunjangnya, mobilitas, atau kalau mau cepat kaya. Pedagang-pedagang yang lain tergantung harga minyak dunia serta komoditas penunjangnya," katanarasumber berinisial Galiman.
Harga pakan dan obat sudah tidak dapat dipungkiri, "Memang sudah standartnya seperti itu, mau tidak mau peternak tetap harus mengeluarkan isi kantong untuk memenuhi kebutuhan ternak ayamny berupa pakan dan obat," kata Yadi Cahyadi Sutanto.
Dalam hal inilah peternak yang menentukan biaya operasional peternakannya, tuturnya, "Perlu kecerdikan dan sedikit intuisi yang tajam dalam mencari celah supaya peternakannya tetap berjalan baik, ternak sehat, tetapi tidak terlalu banyak menguras isi kantong."
Pada suatu kesempatan dalam beberapa bulan Yadi Cahyadi Sutanto melakukan penelitian dengan hewan coba ayam -layer lebih tepatnya-. "Menurut pemikiran saya peternaklah yang cukup memiliki andil dalam penentuan harga ayam," katanya.
Yadi menambahkan, "Ada satu pengalaman yang pernah saya dengar dari seorang senior di kampus saya tentang bagaimana beliau mengakali pemakaian litter supaya bisa tetap
berhemat dan memang dari caranya tersebut beliau bisa benar-benar mengurangi
biaya operasional."
Peternak perlu menganalisa sendiri, "Bagaimana perkembangan manajemen peternakannya, karena pada dasarnya ternak seperti halnya manusia juga membutuhkan pakan dan beberapa obat tertentu supaya bisa tetap hidup dan berkembang," tutur Ahmaraning Wahyu dari FKH Universitas Airlangga seraya menuturkan yang paling menyebabkan harga mahal yang paling tepat mungkin Pemerintah dan Konglomerasi yang sudah mengarah ke Kartel.
Adapun Veronica Umboh mengungkap harga ayam mahal jelas karena skenario global para kaum modal. "Jika saja daya serap pasar lemah sudah pasti akan terkoreksi dengan sendirinya. Namun demikian jika memang komoditi itu sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat modern, sangat sulit harga untuk turun secara signifikan. Berdoalah saja agar petani jagung dan padi merasakan dampak positif dari naiknya harga ayam," tutur Veronica.
Adapun narasumber lain Junta Emilia Sondakh mengungkap harusnya kita bergembira ria, karena para peternak bisa mendapatkan laba untuk menyambung usaha dan membesarkan skala usahanya. "Harus kita terima dan syukuri. Lebih baik mahal dari pada murah, tapi peternak bangkrut," katanya.
Sesuai hukum ekonomi, "Harga pasar ditentukan oleh perbandingan ketersediaan barang dan tuntutan pasar. Kalau banyak peternak gulung tikar karena ada flu burung trus ayam-ayam dimusnahkan, pakan, obat dan transportasi mahal. Lalu ada rentenir dan tengkulak beli ayam yang masih muda terus digelonggongin, maka di pasar harga ayam jadi mahal," papar Drh Silfiana Ganda Kesuma.
Drh Suhartono kembali mengingatkan bahwa mahal bukan nilai uangnya kita membeli mahal, tetapi semata atas perbandingan yang tidak sesuai. Maka untuk ke depannya, kita selalu butuh data yang selalu diperbarui, dan langkah-langkah koreksi di semua lini. (dokter_hewan/ YR)
Mengapa Harga Ayam Mahal?
(( Harga produksi ayam kita lebih mahal dibanding negara-negara lain, kita perlu mengupayakan langkah-langkah koreksi. ))
Untuk memproduksi daging ayam 1 kg di Indonesia, biaya nya masih lebih mahal bila dibandingkan dengan negara lain seperti USA, Brazil, dan lain-lain. Demikian Drh Suhartono dari PT Japfa Comfeed di Makasar mengatakan bahwa mahal bukan nilai uangnya kita membeli mahal, tetapi semata atas perbandingan yang tidak sesuai.
Suhartono mengungkap perbandingan ongkos produksi broiler Dolar Amerika/kg: Belanda0.98 USD/kg, India 0.60, France 0.99, England 1.05, USA 0.62, Brazil 0.58 USD/kg. Kata Suhartono, "Kalau sekarang harga broiler Rp. 11,000 kan berarti per ekor ayam kira-kira 1.2 USD/kg."
Menurut Drh Andhi Trapsilo, penyebab harga ayam mahal ini karena biaya produksinya sudah tinggi, di mana mencakup harga bibit, obat-obatan, dan pakan. Juga didorong oleh tingginya permintaan konsumen apalagi pada saat menjelang lebaran seperti ini pasti harga mahal sekali. Di sisi lain pasti juga akan menguntungkan bagi para peternak.
Harga jual ayam ini, "Tergantung pada mekanisme pasar. Pedagang tergantung harga penunjangnya, mobilitas, atau kalau mau cepat kaya. Pedagang-pedagang yang lain tergantung harga minyak dunia serta komoditas penunjangnya," katanarasumber berinisial Galiman.
Harga pakan dan obat sudah tidak dapat dipungkiri, "Memang sudah standartnya seperti itu, mau tidak mau peternak tetap harus mengeluarkan isi kantong untuk memenuhi kebutuhan ternak ayamny berupa pakan dan obat," kata Yadi Cahyadi Sutanto.
Dalam hal inilah peternak yang menentukan biaya operasional peternakannya, tuturnya, "Perlu kecerdikan dan sedikit intuisi yang tajam dalam mencari celah supaya peternakannya tetap berjalan baik, ternak sehat, tetapi tidak terlalu banyak menguras isi kantong."
Pada suatu kesempatan dalam beberapa bulan Yadi Cahyadi Sutanto melakukan penelitian dengan hewan coba ayam -layer lebih tepatnya-. "Menurut pemikiran saya peternaklah yang cukup memiliki andil dalam penentuan harga ayam," katanya.
Yadi menambahkan, "Ada satu pengalaman yang pernah saya dengar dari seorang senior di kampus saya tentang bagaimana beliau mengakali pemakaian litter supaya bisa tetap
berhemat dan memang dari caranya tersebut beliau bisa benar-benar mengurangi
biaya operasional."
Peternak perlu menganalisa sendiri, "Bagaimana perkembangan manajemen peternakannya, karena pada dasarnya ternak seperti halnya manusia juga membutuhkan pakan dan beberapa obat tertentu supaya bisa tetap hidup dan berkembang," tutur Ahmaraning Wahyu dari FKH Universitas Airlangga seraya menuturkan yang paling menyebabkan harga mahal yang paling tepat mungkin Pemerintah dan Konglomerasi yang sudah mengarah ke Kartel.
Adapun Veronica Umboh mengungkap harga ayam mahal jelas karena skenario global para kaum modal. "Jika saja daya serap pasar lemah sudah pasti akan terkoreksi dengan sendirinya. Namun demikian jika memang komoditi itu sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat modern, sangat sulit harga untuk turun secara signifikan. Berdoalah saja agar petani jagung dan padi merasakan dampak positif dari naiknya harga ayam," tutur Veronica.
Adapun narasumber lain Junta Emilia Sondakh mengungkap harusnya kita bergembira ria, karena para peternak bisa mendapatkan laba untuk menyambung usaha dan membesarkan skala usahanya. "Harus kita terima dan syukuri. Lebih baik mahal dari pada murah, tapi peternak bangkrut," katanya.
Sesuai hukum ekonomi, "Harga pasar ditentukan oleh perbandingan ketersediaan barang dan tuntutan pasar. Kalau banyak peternak gulung tikar karena ada flu burung trus ayam-ayam dimusnahkan, pakan, obat dan transportasi mahal. Lalu ada rentenir dan tengkulak beli ayam yang masih muda terus digelonggongin, maka di pasar harga ayam jadi mahal," papar Drh Silfiana Ganda Kesuma.
Drh Suhartono kembali mengingatkan bahwa mahal bukan nilai uangnya kita membeli mahal, tetapi semata atas perbandingan yang tidak sesuai. Maka untuk ke depannya, kita selalu butuh data yang selalu diperbarui, dan langkah-langkah koreksi di semua lini. (dokter_hewan/ YR)