Infovet
GAGAH HADAPI AI JUGA DENGAN VAKSINASI
(( Aspek di hulu dan hilir membuat kita terus berpikir, kita akan tetap tegar menghadapi apapun yang terjadi. Vaksinasi menjadi salah satu senjata andalan. Tentu saja dengan berbagai senjata lain: di antaranya biosecurity ketat yang terbukti sukses membebaskan sektor 1, 2 dan banyak sektor 3 dari kasus AI. ))
Strategi penanggulangan Avian Influenza menurut OIE (Organisasi Kesehatan hewan Dunia) adalah stamping out, tanpa vaksinasi ataupun dengan vaksinasi.
Versi baru kriteria bebas AI menurut OIE adalah jika melakukan stamping out bebas AI dapat dinyatakan setelah 3 bulan dari kasus terakhir.
Jika hanya melakukan vaksinasi tanpa stamping out, bebas AI dapat dinyatakan setelah 1 tahun dari kasus terakhir.
Aspek penting penanggulangan AI pada hewan dan manusia di sisi hulu adalah menekan pencemaran virus AI di lapangan dengan mengendalikan kasus AI pada unggas atau hewan lain. Lalu mencegah penularan AIV dari unggas/hewan ke manusia.
Pada sisi hilir, aspek pentingnya adalah mencegah perluasan kasus flu burung pada manusia dengan tujuan penting mencegah terjadinya penularan antar manusia (pandemi influenza).
Vaksinasi
Masalah yang muncul pada vaksinasi adalah vaksinasi mungkin tidak dapat mencegah timbulnya infeksi AIV. Unggas yang divaksinasi dan kontak dengan virus AI lapang dapat membebaskan sejumlah virus AI (Viral Shedding) jika biosecurity longgar.
Masalah berikutnya, vaksinasi AI akan menekan jumlah AIV yang mencemari lingkungan, dan dapat bertindak sebagai sumber infeksi untuk unggas dan mungkin juga manusia.
Jalan keluar dari masalah tersebut, peternakan yang terinfeksi AIV harus diidentifikasi dan ditanggulangi secara tepat. Vaksin AI pun harus memenuhi kriteria kualitas tinggi, homolog dengan virus AI lapang yaitu subtipe H atau subtipe H dan N.
Aplikasi vaksinasi pun harus tepat. Dan jangan lupakan, monitoring dan evaluasi terus-menerus.
Manfaat vaksinasi ini adalah menekan kerugian akibat AI menekan mortalitas dan gangguan gangguan produksi. Vaksinasi pun menekan penyebaran virus AI (viral shedding) dan selanjutnya menekan kejadian AI.
Vaksinasi juga meningkatkan ketahanan terhadap tantangan virus AI lapang. Dan jangan lupa,vaksinasi menekan jumlah ayam yang peka terhadap infeksi virus AI.
Adapun faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan vaksinasi terhadap AI adalah vaksinasi harus merupakan bagian dari suatu sistem penanggulangan AI secara terpadu. Vaksinasi ini harus selalu disertai oleh biosecurity ketat.
Selanjutnya perlu monitoring dan evaluasi terus-menerus menyangkut tingkat keamanan vaksin. Baik itu dengan sistem sentinel dan atau uji DIVA maupun uji laboratorik lain.
Monitoring dan evaluasi pun menyangkut tingkat perlindungan vaksin, dan kemungkinan mutasi virus AI asal lapang.
Vaksinasi pun, perlu ada strategi keluar sesuai perkembangan kasus. (YR)
GAGAH HADAPI AI JUGA DENGAN VAKSINASI
(( Aspek di hulu dan hilir membuat kita terus berpikir, kita akan tetap tegar menghadapi apapun yang terjadi. Vaksinasi menjadi salah satu senjata andalan. Tentu saja dengan berbagai senjata lain: di antaranya biosecurity ketat yang terbukti sukses membebaskan sektor 1, 2 dan banyak sektor 3 dari kasus AI. ))
Strategi penanggulangan Avian Influenza menurut OIE (Organisasi Kesehatan hewan Dunia) adalah stamping out, tanpa vaksinasi ataupun dengan vaksinasi.
Versi baru kriteria bebas AI menurut OIE adalah jika melakukan stamping out bebas AI dapat dinyatakan setelah 3 bulan dari kasus terakhir.
Jika hanya melakukan vaksinasi tanpa stamping out, bebas AI dapat dinyatakan setelah 1 tahun dari kasus terakhir.
Aspek penting penanggulangan AI pada hewan dan manusia di sisi hulu adalah menekan pencemaran virus AI di lapangan dengan mengendalikan kasus AI pada unggas atau hewan lain. Lalu mencegah penularan AIV dari unggas/hewan ke manusia.
Pada sisi hilir, aspek pentingnya adalah mencegah perluasan kasus flu burung pada manusia dengan tujuan penting mencegah terjadinya penularan antar manusia (pandemi influenza).
Vaksinasi
Masalah yang muncul pada vaksinasi adalah vaksinasi mungkin tidak dapat mencegah timbulnya infeksi AIV. Unggas yang divaksinasi dan kontak dengan virus AI lapang dapat membebaskan sejumlah virus AI (Viral Shedding) jika biosecurity longgar.
Masalah berikutnya, vaksinasi AI akan menekan jumlah AIV yang mencemari lingkungan, dan dapat bertindak sebagai sumber infeksi untuk unggas dan mungkin juga manusia.
Jalan keluar dari masalah tersebut, peternakan yang terinfeksi AIV harus diidentifikasi dan ditanggulangi secara tepat. Vaksin AI pun harus memenuhi kriteria kualitas tinggi, homolog dengan virus AI lapang yaitu subtipe H atau subtipe H dan N.
Aplikasi vaksinasi pun harus tepat. Dan jangan lupakan, monitoring dan evaluasi terus-menerus.
Manfaat vaksinasi ini adalah menekan kerugian akibat AI menekan mortalitas dan gangguan gangguan produksi. Vaksinasi pun menekan penyebaran virus AI (viral shedding) dan selanjutnya menekan kejadian AI.
Vaksinasi juga meningkatkan ketahanan terhadap tantangan virus AI lapang. Dan jangan lupa,vaksinasi menekan jumlah ayam yang peka terhadap infeksi virus AI.
Adapun faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan vaksinasi terhadap AI adalah vaksinasi harus merupakan bagian dari suatu sistem penanggulangan AI secara terpadu. Vaksinasi ini harus selalu disertai oleh biosecurity ketat.
Selanjutnya perlu monitoring dan evaluasi terus-menerus menyangkut tingkat keamanan vaksin. Baik itu dengan sistem sentinel dan atau uji DIVA maupun uji laboratorik lain.
Monitoring dan evaluasi pun menyangkut tingkat perlindungan vaksin, dan kemungkinan mutasi virus AI asal lapang.
Vaksinasi pun, perlu ada strategi keluar sesuai perkembangan kasus. (YR)