Anjing Ras Cane Corso


Ketika anda melihat Cane Corso, kesan pertama anda adalah ia merupakan atlet, mengingatkan anda kepada seorang tukang gulat Greco-Roman. Cane Corso harus diimbangi dengan tulang yang kokoh dan otot-otot yang besar. Cane Corso harus selalu waspada, tidak penakut dan percaya diri. Cane Corso merupakan anjing yang memiliki fungsi, ia dikembangbiakkan untuk melakukan beberapa pekerjaan dari bertempur hingga menggembala, dan Cane Corso harus bisa menampilkan kemampuannya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
 
Cane Corso merupakan merupakan anjing yang sangat seimbang secara mental begitu pula secara fisik, ia harus percaya diri, aman dan waspada. Ia harus merupakan campuran yang sempurna dari sikap tempur, sikap agresif, kepatuhan, keramahan dan rasa ingin tahu. Ketegasan sifatnya merupakan kekuatan mental sejati dari trah ini. Cane Corso membutuhkan banyak sosialisasi ketika usianya masih muda, hal ini sangat disarankan untuk memerangi sifat kebencian alami yang dimiliki trah ini terhadap orang asing. Cane Corso akan dengan cepat memiliki ikatan dengan keluarga anda, khususnya dengan anak-anak, namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ia memiliki kebencian alami terhadap orang asing, sehingga lebih baik anda mengawasi semua teman anak-anak anda yang bertamu dan seminimal mungkin bermain kasar dengan anjing ini.

Standarisasi
Asal: Italy

Pemanfaatan: Anjing Penjaga

Klasifikasi FCI: Grup 2 Pinscher dan Schnauzher Type Molossian, Swiss Mountain dan Cattle Dogs.
Bagian 2.2 Type Molossian, Mountain

Ringkasan Sejarah Singkat: Nenek moyangnya merupakan jenis Roman Molossian tua. Pada masa lalu dipelihara dan banyak ditemukan di provinsi Foggia dan Ban. Namanya berasal dari Latin “cohors”, yang artinya “pelindung, pengawal tanah pertanian”.

Tampilan Umum: Anjing yang berukuran sedang hingga besar. Kuat dan kokoh, namun anggun. Tidak berlemak, dengan otot kuat yang panjang.

Proporsi Penting: Panjang dari kepala mencapai 36% dari punggung. Anjing ini agak panjang daripada tinggi.

Sikap/Temperamen: Penlindung properti, keluarga dan hewan ternak; sangat tangkas dan peka. Pada jaman dulu, anjing ini digunakan untuk menggembala ternak dan permainan berburu.

Kepala: Besar dan bertipikal molossoid. Sumbu longitudinal atas dari tengkorak dan moncong bertemu sedikit.

Daerah Tengkorak

Tengkorak: Lebar; pada lengkungan tulang yang membentuk jembatan antara tulang pipi dan tulang temporal pada setiap sisi tengkorak mamalia lebarnya sama dengan atau lebih lebar dari panjangnya.  Cembung di depan, menajdi cukup datar dibelakang dahi hingga ke tengkuk. Alur medio-frontal terlihat.

Stop: Jelas.

Daerah wajah

Hidung: Hitam dan besar dengan cukup, lubang hidung terbuka dengan satu garis yang sama dengan jembatan hidung.

Moncong: Dengan jelas lebih pendek daripadi tengkorak (rasio tengkorak 62%-64%, moncong 36%-38%), kuat, sangat persegi, dengan depan wajah yang datar dan sejajar dengan lebar selebar permukaan panjang sisi. Kerangka jembatan hidung berbentuk bujur sangkar.

Bibir: Bibir atas agak menggantung dan menutupi rahang bawah, sehingga kerangka bawah dari moncong ditentukan dari bibir.

Rahang/Gigi: Rahang sangat besar, tebal dan membengkok. Undershot ringan. Level dan scissors bite diperbolehkan.

Mata: Ukuran medium, berbentuk oval, melihat kedepan secara langsung, sedikit menonjol. Kelopak mata tertutup dengan baik. Warna dari selaput mata haruslah berwarna segelap mungkin, tergantung warna dari kulit. Ekspresi yang tajam dan penuh perhatian.

Telinga: Berbentuk segitiga, jatuh, dengan posisi diatas tulang pipi. hampir selalu dipotong dalam bentuk segitiga sama sisi.

Badan

Leher: Kuat, cukup kurus, berotot, sepanjang kepala.

Badan: Panjang badannya lebih panjang dari tinggi punggungnya. Terbentuk dengan kokoh, tetapi tidak kekar.
Punggung: Dari punggung bagian atas seperti garis lurus, lebih tinggi dari tinggi bagian belakang,  nyata, sangat berotot dan kokoh.

Pinggang: Pendek dan padat.

Bagian belakang: Panjang, lebar, sedikit condong.

Terbentuk dengan baik dalam tiga dimensi, hingga ke siku.

Ekor: Ekor berdiri cukup tinggi; sangat tebal diakar. Ekor di potong pada ruas tulang ekor keempat.

Kaki

Bagian Depan

Bahu: Panjang, sangat berotot

Lengan atas: Kuat

Lengan bawah: lurus, sangat kuat.

Sendi pergelangan & tumit: Elastis
 

Bagian belakang

Paha atas: Panjang, lebar.

Paha bawah: Ramping, kuat.

Tulang telapak kaki: Tebal & rapat.

Kaki belakang: kurang padat dibanding kaki depan.

Kulit: Cukup tebal, sedikit ketat.


Kulit

Bulu: Pendek (tidak polos), berkilau, sangat tebal dengan sedikit rambut dasar.

Warna: Hitam, mengarah ke abu-abu(lead grey), abu kebiruan (slate), coklat kekuningan muda (fawn), merah kehitaman (stag red), belang coklat (brindle); adanya topeng hitam pada anjing berwarna coklat kekuningan (fawn).

Tinggi dan Berat

Tinggi: Tinggi pada daerah tertinggi punggung anjing Jantan adalah 62 hingga 68cm,

Betina adalah 58 hingga 64cm. Toleransi +/- 2cm.

Berat : Jantan 42 hingga 50kg, Betina 38-45kg,.
 
Kesalahan
Setiap penyimpangan dari titik di atas harus dianggap sebagai kesalahan dan seberapa serius kesalahan tersebut harus sesuai dengan tingkat proporsinya.

Kesalahan Fatal:
Mulut yang undershot dan jelas.
Bagian hidung yang mengalami perubahan warna pigmen.
Ekor yang melingkar, ekor yang berada di posisi vertical
Kelebihan ukuran atau kekecilan
Pergerakan yang terus menerus santai/ pelan.

Kesalahan Diskualifikasi
Mulut yang overshot.
Hidung yang cekung, jembatan hidung terlalu tinggi.
Pigmen hidung yang mengalami perubahan pigmen total.
Perubahan pigmen pada dinding mata parsial dan bilateral, strabismus bilateral.
Ekor yang tidak berekor, terlalu pendek ( palsu atau bawaan lahir).
Rambut yang setengah-panjang, polos atau merumbai.
Semua warna yang tidak termasuk dalam indikasi standarisasi; bercah putih yang besar.
Anjing jantan harus memiliki dua testis normal yang turun kedalam skortum.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls